Jumat, 21 September 2012

We Were In Love Lyrics

This is one of my favorite songs :)
#I love T-Ara... Especially their member, namely  Park Ji Yeon#
 

T-ara_We Were In Love lyrics
Uri saranghaetjana jebal nal ullijima ojik naegen no hanappunya
Nuneul gamado boyeo gwireul magadeo deullyeo
Jebal nal ttonagajima
 


Eoduwotdeon nae sarme bichi dweojun saram
Ji Yeon_T-Ara
Neomuna seojunghan saram

Haru jinago, tto jinado, deo geuriwojyeo
I norael haneun jigeumdeo
 

Uri saranghaetjana jebal nal ullijima ojik naegen no hanappunya
Nuneul gamado boyeo  gwireul magadeo deullyeo
Jebal nal ttonagajima
 

Doraolgoet gataseo,, dasi eoljji mollaseo,, eoneuldo neoreul
Gidaryeo
Neoneun moreuji,, neon moreuji,, apahaneun nal I norael haneun
Jigeumdeo
 
Uri saranghaetjana jebal nal ullijima nal ddugo tteonagajima
Nuneul gamado boyeo  gwireul magadeo deullyeo
Jebal nal ttonagajima

RAP:
Sessangwa neo deuljunge taekharamyeon hana nae jeonbul ppaesadeo
Neoramutneunyeon nan joha najina bamina saranghae nang mongmareun ja neol
Ijen itja ireon naui gatjanheun dajimi tto dasi nareul ullyeo deullyeo
Noege baraneungeon ojik neoya neo eobsin amugeotdeo halseu omneun
Naya I norael deureumyeon jebal neo deorawa deorawa
 
Saranghamyeon halsurok  jeomjeom yawieoman ga ojik naegen neo
Hanappunya
Uri saranghaetjana  jebal nal ullijima  nal ddugo tteonagajima

Rap:
Yeah... uh, uh, gyeolgeuk neon doraseo naneun tto magaseo jajonsim
Da beorigeo michincheo neol ttaraseo gaseumi doeryeo nareul dageuchigeo
Malhasseo
Sesanghae hanappunin neol irchineun mallaesseo naneun tto eutneuncheo
Geunyang meoljjeonghanchok noege beuruneun majimak nauie I norae
Jebal nal ttonagajima...

Davichi & T-Ara_We Were In Love

Kamis, 20 September 2012

Makalah SPI Qu ^^



Sedikit Sambutan pembuka:
Alhamdulillah,,, akhirnya makalhku udah selesai dipresentasikan.^^
Soal hasilnya, ak sih pasrah ajja, tpi berharap baik dan memuaskan.
Diposkan pada tanggal 19 September 2012, sekitar jam 5 PM.
Unta Arab yg hidupnya nan jauh digurun sana

Ini adalah hasil kerja keras_qu ama mb'Raudah. Makalah dari  subject 'History of Islamic Civilization' atau Sejarah Peradaban Islam, yang sering kami sebut dengan singkatan "SPI."
Emank gag begitu lengkap, (hehe^^), hal itu dikarenakan terbatasnya waktu pembuatan, kesibukan, kurangnya referensi, etc,,,(nice try jer...) padahal bikinnya agag "males2an". Eitsssssssss, malesnya bukan dalam arti negative eaaaaaaaa. Males disini berarti karena aku cuapek banget menyelesaikan tugas yang bejibun. Kalo dipikir2, emank aku jg pank yg salah, tugas ditumpuk2.. Huhhh, udh dech gag usah ngebahas sesuatu yg udah berlalu, ngurang2in umur, menambah penyesalan ajjah. krna walopun ak menyesli seumur hidup pun hal itu udah gag berguna. Orang makalahnya dah dikumpul plus dipresntasikan.. Yowesss, pasrah ajjah kta orang Jawa.
Aku orang gaptek yg dateng keParay, ju2r ajjah aku gag bisa ngebuat file menjadi file berupa PDF. jadi ngeposnya kaya gini ajja deh. Apa adanya. Kaya aku yg selalu apa adanya...^^

Thanks for all of refences that helped us. Tak lupa juga tukang fotocopy diseberang sana yg udah ngebantu memperbanyak dan membantu kelancaran makalah kami,, hehe......
Motif dari ak ngeposin ini adalah cuma pengin berbagi ilmu walopun sedikit, kesahnya seh ngikutin dalil Al-Qur'an gitu.:)

Harapannya semoga bermanfaat ajja dech.:)     
Cekidot...!!!                                    


                 

  Tugas Kelompok: II

GEOGRAFI, SISTEM POLITIK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN BANGSA ARAB PRA-ISLAM

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : History of Islamic Civilization
Dosen : ASMAWATI, M.Pd
Kelas: B

                                                                   Disusun Oleh :
Sister RAUDAH (0901120493)
Sister USWAH (1001120633)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
1433 H / 2012 M




KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “GEOGRAFI, SISTEM POLITIK, MASYARAKAT DAN SISTEM KEBUDAYAAN BANGSA ARAB PRA-ISLAM” sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu pengetahuan yang penulis miliki.  Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah History of Islamic Civilization dari dosen yang bersangkutan.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan mahasiswa pada umumnya. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Palangkaraya,  September 2012

Penulis,






 PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Islam lahir di tengah-tengah masyarakat Arab yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Ia muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting lalu lintas perdagangan kala itu. Dibawa oleh nabi Muhammad (570-632 M) yang merupakan salah satu keturunan suku terhormat dan memiliki kedudukan terpandang secara turun-temurun dalam beberapa generasi Quraisy.
Sebagian penulis sejarah Islam biasanya membahas Arab Pra-Islam sebelum menulis sejarah Islam pada masa Muhammad (570-632 M) dan sesudahnya. Mereka menggambarkan runtutan sejarah yang saling terkait satu sama lain yang dapat memberikan informasi tentang Arab dan Islam tentang geografi, sosial, budaya, agama, ekonomi, dan politik Arab pra-Islam dan relasi serta pengaruhnya terhadap watak orang Arab dan doktrin Islam.

  1. Rumuan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumuan masalah didalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Dimana letak geografi bangsa Arab?
2.      Bagaimana sistem politik bangsa Arab pra- Islam?
3.      Bagaimana kondisi masyarakat dan kebudayaan bangsa Arab pra- Islam?

  1. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjawab rumusan masalah diatas, yaitu sebagai berikut: 
1.      Untuk mengetahui letak geografi bangsa Arab.
2.      Untuk mengetahui bagaimana sistem politik bangsa Arab pra-Islam.
3.      Untuk mengetahui kondisi masyarakat dan kebudayaan bangsa Arab.



PEMBAHASAN

A.    Letak Geografi Arab
Semenanjung Arab merupakan semenanjung barat daya Asia, sebuah semenanjung terbesar dalam peta dunia. Wilayahnya, dengan luas 1.745.900 km², dihuni oleh sekitar empat belas juta jiwa. Arab Saudi, dengan luas daratan sekitar 1.014.900 km² (tidak termasuk al-Rab al-Khali), berpenduduk sekitar tujuh juta jiwa; Yaman lima juta jiwa; dan selebihnya tinggal di Kuwait, Qatar, Emirat Arab, Oman dan Masqat dan Aden. Para ahli geologi mengatakan bahwa wilayah itu pada awalnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari daratan sahara (kini di pisahkan oleh lembah Nil dan Laut Merah) dan kawasan berpasir yang menyambungkan Asia melalui Persia bagian tengah ke Gurun Gobi.
Dataran Semenajung Arab menurun dari barat ke Teluk persia dan dataran rendah Mesopotania. Tulang punggung semenanjung ini merupakan gugusan pegunungan yang berbaris sejajar dengan pantai sebelah barat dengan ketinggian lebih dari 9.000 kaki di Madyan di sebelah utara dan 14.000 kaki di Yaman di sebelah selatan. Gunung al-Sarah di Hijaz mencapai ketinggian 10.000 kaki. Dari bagian tulang punggung ini, kaki gunung belah timur menurun dan panjang; sedangkan disebelah barat mengarah ke Laut Merah, curam dan pendek. Sisi selatan Semenanjung arab, tempat air laut terus mengalami penyusutan rata-rata 72 kaki per tahun di bingkai oleh dataran-dataran  rendah,Tihamah. Nejed, datran tinggi sebelah utara, memiliki ketinggian rata-rata 2.500 kaki. Puncak tertinggi dari gugusan pegunungannya, syammar, merupakan pegunungan batu granit merah, Gunung Aja, dengan ketinggian ekitar 5.550 kaki diata permukaan laut. Di belakang dataran rendah pesisir pantai terbentang dataran timur pesisir, puncak Jabal al-Akhdhar mencapai ketinggian 9.900 kaki.[1]
Arab merupakan wilayah strategis dalam peta dunia zaman kuno, ketika benua Australia dan Amerika belum dikenal orang, karena letaknya berada pada posisi pertemuan ketiga benua: Asia, Eropa dan Afrika. Wilayah bagian utara, Arabia berbatasan dengan lembah gurun Syira, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Arab dan dataran tinggi Persia, sedangkan bagian barat berbatasan dengan laut Merah. Karena dikelilingi laut pada ketiga sisinya, maka wilayah ini dikenal sebagai Jazirah Arabia (Kepulauan Arabia). [2]
Wilayah Arab terbagi menjadi beberapa provinsi, seperti provinsi Hijaz, Najd, Yaman, Handramaut, dan Oman. Semua provinsi tersebut menempati posisi yang sangat penting dalam lintasan sejarah islam. Makkah, Madinah, dan Thaif merupakan tiga kota besar di provinsi Hijaz. Bagian utara Arabia merupakan wilayah tandus. Sepertiga lebih dari wilayah ini berupa padang pasir. Wilayah padang pasir yang terbesar adalah ad-Dahna yang terletak di pertengahan wilayah utara. Adapun bagian selatan Arab merupakan wilayah subur[3] yang padat penduduknya. Handramaut dan Yaman merupakan wilayah tersubur di Arab Selatan.

B.     Sistem Politik
Selama periode Jahiliah, seluruh wilayah Arab senantiasa dalam kemerdekaannya, kecuali sebagian kecil wilayah bagian utara yang dikuasai dan di perebutkan oleh Imperium Persia dan Romawi secara bergantian. Masyarakat Arab terpecah menjadi sejumlah suku yang masing-masing memiliki seorang kepala suku yang disebut ”Syaikh”. Mereka terikat persaudaraan dengan sesama warga suku. Hubungan mereka yang berlainan suku bagaikan musuh. Mereka tidak segan-segan turun ke medan pertempuran untuk membela kehormatan sukunya, sekalipun harus mengorban kan jiwa.
Mereka tidak mengenal sistem pemerintahan pusat. Karenanya, jika terjadi permusuhan antara suku-suku tersebut tidak ada pihak yang jadi penengahnya sehingga permusuhan ini dapat menyebabkan peperangan yang dapat berlangsung beberapa tahun. Misalnya perang Basus, yakni peperangan antara Bani Bakar melawan Bani Taghlib yang berlangsung selama lebih dari 40 tahun. Peperangan dan penyerbuan antar suku bagaikan kesibukan mereka setiap hari. Sebagian besar kehidupan mereka belum mengenal sistem hukum. Adapun hukum yang berlaku bagaikan hukum rimba (yang kuat menindas yang lemah). Dalam situasi politik seperti ini tampaklah bahwa politik masyarakat Arab terpecah-pecah, retak menjadi kepingan-kepingan disebabkan permusuhan antar suku.[4]  

C.    Sistem Kebudayaan
Meskipun belum terdapat system pendidikan sebagaimana layaknya pada zaman modern ini, masyarakat Arabia pada saat itu tidak mengabaikan kebudayaan. Mereka sangat terkenal kemahirannya dalam bidang sastra (bahasa dan syair). Bahasa mereka sangat kaya sebanding dengan bahasa bangsa Eropa sekarang ini. Keistimewaan bangsa Arabia dibidangbahsa ,merupakankontribusimereka yang cukup penting terhadap perkembangan dan penyebaran Islam. Dalam hal ini, Philip K. Hitti berkomentar: “Keberhasilan penyebaran Islam diantaranya didukung oleh keluasan bahasa Arab, khususnya bahasa Arab Al-Qur’an. Kemajuan kebudayaan mereka dalam bidang syair tidak diwarnai dengan semangat kebangsaan Arab, melainkan diwarnai oleh semangatkesukuanArab.pujangga-pujangga syair zaman jahiliah membanggakan suku, kemenangan dalam suatu pertempuran, membesarkan nama tokoh-tokoh dan pahlawan, serta leluhur mereka. Mereka juga memuja wanita dan orang–orang yang mereka cintai, dalam syair-syairnya. Pada saat itu, puisi atau syair bukanlah merupakan kebiasaan elit tertentu, melainkan syair adalah merupakan media ekspresi sastra. Ghalan Ibn Salamah dari suku Tsaqif dalam satu minggu mampu menciptakan sekumpulan syair, laluia membacakannya dan diadakan pembahasan dan kritik sastra. Syair bangsa Arab pra-Islam merupakan salah satu objek penelitian sejarah. Syair-syair mereka menggambarkan seluruh aspek kehidupan masyarakat Arab pra-Islam. Pujangga syair pada saat itu antara lain Imra’ul Qays, Tarafa Ibn Al-Abbad, Harits Ibn Hilliza, dan Amru Ibn Khultsum.[5]
Mayoritas masyarakat Arab adalah penyembah berhala kecuali sebagian kecil penganut agama Yahudi dan Nasrani. Mereka tidak mempercayai Tuhan Yang Maha Esa, adanya hari pembalasan dan tidak mempunyai keabadian jiwa manusia. Uzza, Latta, Manah dan Hubal merupakan dewa (berhala) mereka yang terbesar dan paling dimuliakan.[6]

D.    Sistem Kemasyarakatan
Contoh orang Badui Arab
Tanah Arab di diami oleh dua kelompok bangsa Arab, yaitu: Bangsa Arab Badui/Badawi[7](kampung) dan Bangsa Arab kota. Orang Badui adalah mereka yang tinggal dipadang pasir, penggembala yang gemar berperang dan satu sama suka menyerbu. Sedangkan bangsa Arab kota adalah orang-orang yang tinggal dikota-kota yang aktif dengan pertanian dan perdagangan sehingga mereka berhasil meraih kekayaan dan keuntungan besar.[8] Penduduk kota bertempat tinggal menetap. Dibandingkan dengan kelompok Badui, mereka lebih berbudi dan berperadaban. Sedangkan kehidupan masyarakat Badui berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lainnya. Dalam tengah perjalanan, biasanya mereka beritirahat pada suatu tempat dengan medirikan kemah atau tenda. Mengendarai unta[9], menggembalakan domba dan keledai, berburu, serta menyerbu musuh, menurut adat meraka merupakan pekerjaan yang pantas untuk laki-laki.[10]
Karakter geografi dan iklim Jazirah Arab pra-Islam sangat berpengaruh terhadap bentuk fisik maupun kondisi psikis mereka, yang melahirkan watak-watak khas baik yang positif (muru’ah/kode etik diantaranya kedermawanan, keberanian, kepahlawanan, kesabaran, kesetiaan, kejujuran, ketulusan dan berkata benar) maupun yang negatif (diantaranya sulit bersatu, gemar berperang, kejam, pembalas dendam, angkuh dan sombong, pemabuk dan penjudi).[11]


Diantara perilaku buruk masyarakat Arab Jahiliah adalah menanam bayi perempuan hidup-hidup (wa’dul banat) karena takut hinaan. Hanya saja tradisi ini tidak memasyarakat di seluruh bangsa Arab. Motif lain dari penanaman bayi perempuan hidup-hidup ini di sebagian kalangan masyarakat kelas bawah adalah karena takut jatuh miskin, terutama dilingkungan Bani Asad dan Tamim. Dengan datangnya Islam, tradisi ini telah dilarang oleh Al-Qur’an, seperti dikemukakan dalam firman Allah SWT surah ayat 8-9:
#sŒÎ)ur äoyмâäöqyJø9$# ôMn=Í´ß ÇÑÈ Ädr'Î/ 5=/RsŒ ôMn=ÏGè% ÇÒÈ
Artinya:
Dan bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh. (Q.S.At-Takwir/81:8-9)

            Perlakuan masyarakat Arab kepada anak laki-laki adalah penuh kasih sayang, kecuali sebagian kecil dikalangan keluarga miskin dan kaum dhua’fa. Dikalangan ini karena takut miskin, anak laki-laki pun sampai hati dibunuhnya. Allah SWT telah menyatakan sebagai orang-orang dungu kepada mereka yang beradat-istiadat rendah seperti ini. Firman Allah SWT:
Ÿwur (#þqè=çGø)s? öNä.y»s9÷rr& spuô±yz 9,»n=øBÎ) ( ß`øtªU öNßgè%ãötR ö/ä.$­ƒÎ)ur 4 ¨bÎ) öNßgn=÷Fs% tb%Ÿ2 $\«ôÜÅz #ZŽÎ6x. ÇÌÊÈ
Artinya:
Dan janganlah kalian membunuh anak-anka laki-laki kalian karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi mereka dan juga kepada kalian. (Q.S.Al-Isra/17:31)

Sedangkan saudara dan keponakan mereka akan selalu ditolong dan dibela (baik sebagai pihak yang benar maupun yang salah, teraniaya maupun dianiaya). Dengan kata lain, solidaritas antara sesama kabilah sangat kuat, sedang dengan kabilah lain sama sekali tidak ada. Terkadang perselisihan antara dua orang dari kabilah yang berbeda menjadi faktor penyebab timbulnya perang antara dua kabilah tersebut, sekalipun penyebabnya dianggap sepele.


PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari penjelasan makalah diatas, kami sebagai penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Semenanjung Arab merupakan semenanjung terbesar dalam peta dunia. Arab merupakan wilayah strategis, karena letaknya berada pada posisi pertemuan ketiga benua (Asia, Eropa dan Afrika). Arab juga disebut sebagai Jazirah Arabia (Kepulauan Arabia), karena dikelilingi laut pada ketiga sisinya.
2.      Mereka tidak mengenal sistem pemerintahan pusat dan sebagian besar kehidupan mereka belum mengenal hukum.
3.      Masyarakat Arab sangat terkenal kemahirannya dalam bidang sastra (tarutama bahasa dan syair) serta mayoritasnya adalah penyembah berhala.
4.      Tanah Arab di diami oleh dua kelompok bangsa Arab yaitu Bangsa Arab Badui (mereka yang tinggal dipadang pasir sebagai penggembala) dan Bangsa Arab kota (mereka yang tinggal dikota dan aktif dengan pertanian dan perdagangan).

B.     Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi penulisan maupun isi dan pembahasan. Oleh karena itu,  kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang membangun, dalam upaya perbaikan makalah tersebut.
 





DAFTAR PUSTAKA

Hitti, Philip K., 2008, History of The Arabs, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
Ali, K, 2003, Sejarah Islam (TarikhPramodern), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Yatim,Badri, 2003, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Ibrahim, Hasan, 2001, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, Terjemahan oleh H.A.Bahauddin. Jakarta: Kalam Mulia
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Badui_(Arab)
 

Ga nyambung bngt dech makalah SPI yg muncul kog photonya si'te2h Jiyeon. Peduli amat,,, yg penting Aq ngefans



[1]  K. Hitti Philip, History of The Arabs (Jakarta:PT Serambi Ilmu Semesta) h.16.
[3]  Kurma merupakan tanaman primadona di Arab. Ia sangat dekat dengan kehidupan masyarakat,baik mereka yang kaya maupun yang miskin. Bagi mayarakat Arab, kegunaan pohon ini sangat banyak. Buahnya merupakan makanan tetap masyarakat Arab, bijinya sebagai perediaan untuk makanan unta, sarinya yang dicampur dengan susu merupakan minuman khas masyarakat badui, batang kayunya berfungsi ebagai bahan bakar, daunnya dijadikan sebagai bahan atap rumah, sedang serabut pada dahanya diolah menjadi tambang.Pada wilayah-wilayah pantai banyak menghasilkan buah-buahan dan sayuran. Yaman merupakan wilayah tersubur di Arab yang menghasilkan gandum dan kopi.
[4]  Ali, K, Sejarah Islam (TarikhPramodern), PT Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2003, Cet. Ke-4, Hlm.26-27
[5]  K. Ali, Sejarah Islam (TarikhPramodern) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada) h..28-29
[6]  Ibid, h.30
[7]  Suku Badui/Badawi merupakan salah satu dari suku asli di Arab. Perawakan suku Badui yang khas menyebabkan suku ini dapat langsung dikenali. Perawakannya sebagaimana ditulis dalam buku-buku sejarah Arab, yaituberperawakan tinggi, dengan hidung mancung. Lain halnya dengan suku pendatang yang ada di Arab, Badui tetap mempertahankan budaya dan cara hidup mengembara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Badui_(Arab))
[8]  Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1 (Jakarta: Kalam Mulia) h.113-114
[9]  Unta, kuda, biri-biri dan kambing merupakan binatang piaraan yang umum di Arab. Diantara binatang-binatang tersebut, unta merupakan binatang yang paling berharga. Ia merupakan kereta atau kapal angkut padang pasir. Selain sebagai sarana transportasi, unta juga merupakan alat tukar, mahar seorang gadis, denda  pembunuhan serta taruhan dalam perjudian dilingkungan masyarakat Arab.
[10] Ali, K, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), PT Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2003, Cet. Ke-4, Hlm.20-24
[12] Ibid, h.115-118