Sedikit Sambutan pembuka:
Alhamdulillah,,, akhirnya makalhku udah selesai dipresentasikan.^^
Alhamdulillah,,, akhirnya makalhku udah selesai dipresentasikan.^^
Soal hasilnya, ak sih pasrah ajja, tpi berharap baik dan memuaskan.
Diposkan pada tanggal 19 September 2012, sekitar jam 5 PM.
![]() |
Unta Arab yg hidupnya nan jauh digurun sana |
Ini adalah hasil kerja keras_qu ama mb'Raudah. Makalah dari subject 'History of Islamic Civilization' atau Sejarah Peradaban Islam, yang sering kami sebut dengan singkatan "SPI."
Emank gag begitu lengkap, (hehe^^), hal itu dikarenakan terbatasnya waktu pembuatan, kesibukan, kurangnya referensi, etc,,,(nice try jer...) padahal bikinnya agag "males2an". Eitsssssssss, malesnya bukan dalam arti negative eaaaaaaaa. Males disini berarti karena aku cuapek banget menyelesaikan tugas yang bejibun. Kalo dipikir2, emank aku jg pank yg salah, tugas ditumpuk2.. Huhhh, udh dech gag usah ngebahas sesuatu yg udah berlalu, ngurang2in umur, menambah penyesalan ajjah. krna walopun ak menyesli seumur hidup pun hal itu udah gag berguna. Orang makalahnya dah dikumpul plus dipresntasikan.. Yowesss, pasrah ajjah kta orang Jawa.
Aku orang gaptek yg dateng keParay, ju2r ajjah aku gag bisa ngebuat file menjadi file berupa PDF. jadi ngeposnya kaya gini ajja deh. Apa adanya. Kaya aku yg selalu apa adanya...^^
Thanks for all of refences that helped us. Tak lupa juga tukang fotocopy diseberang sana yg udah ngebantu memperbanyak dan membantu kelancaran makalah kami,, hehe......
Motif dari ak ngeposin ini adalah cuma pengin berbagi ilmu walopun sedikit, kesahnya seh ngikutin dalil Al-Qur'an gitu.:)
Harapannya semoga bermanfaat ajja dech.:)
Cekidot...!!!
Tugas Kelompok: II
GEOGRAFI, SISTEM POLITIK, MASYARAKAT DAN
KEBUDAYAAN BANGSA ARAB PRA-ISLAM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : History of Islamic Civilization
Dosen : ASMAWATI, M.Pd
Kelas: B
Disusun Oleh :
Sister RAUDAH (0901120493)
Sister USWAH (1001120633)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
1433 H
/ 2012 M
KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “GEOGRAFI, SISTEM
POLITIK, MASYARAKAT DAN SISTEM KEBUDAYAAN BANGSA ARAB PRA-ISLAM” sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu pengetahuan yang penulis
miliki. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah History of Islamic
Civilization dari dosen yang bersangkutan.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan mahasiswa pada umumnya. Kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya makalah ini.
Palangkaraya,
September 2012
Penulis,
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Islam lahir di tengah-tengah masyarakat
Arab yang sudah mempunyai adat istiadat yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Ia muncul di kota terpenting bagi mereka yang menjadi jalur penting
lalu lintas perdagangan kala itu. Dibawa oleh nabi Muhammad (570-632 M) yang
merupakan salah satu keturunan suku terhormat dan memiliki kedudukan terpandang
secara turun-temurun dalam beberapa generasi Quraisy.
Sebagian penulis sejarah Islam biasanya
membahas Arab Pra-Islam sebelum menulis sejarah Islam pada masa Muhammad
(570-632 M) dan sesudahnya. Mereka menggambarkan runtutan sejarah yang saling
terkait satu sama lain yang dapat memberikan informasi tentang Arab dan Islam
tentang geografi, sosial, budaya, agama, ekonomi, dan politik Arab pra-Islam
dan relasi serta pengaruhnya terhadap watak orang Arab dan doktrin Islam.
- Rumuan Masalah
Sehubungan
dengan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumuan masalah didalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Dimana letak geografi bangsa
Arab?
2.
Bagaimana sistem politik bangsa Arab pra- Islam?
3.
Bagaimana kondisi masyarakat dan kebudayaan bangsa Arab pra- Islam?
- Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk menjawab rumusan masalah diatas, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui letak geografi bangsa Arab.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem politik bangsa Arab
pra-Islam.
3. Untuk mengetahui kondisi masyarakat dan kebudayaan
bangsa Arab.
PEMBAHASAN
A. Letak Geografi Arab
Semenanjung Arab
merupakan semenanjung barat daya Asia, sebuah semenanjung
terbesar dalam peta dunia. Wilayahnya, dengan luas 1.745.900
km², dihuni oleh sekitar empat belas juta jiwa. Arab Saudi, dengan luas daratan
sekitar 1.014.900 km² (tidak termasuk al-Rab al-Khali), berpenduduk sekitar
tujuh juta jiwa; Yaman lima juta jiwa; dan selebihnya tinggal di Kuwait, Qatar,
Emirat Arab, Oman dan Masqat dan Aden. Para ahli geologi mengatakan bahwa
wilayah itu pada awalnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari daratan
sahara (kini di pisahkan oleh lembah Nil dan Laut Merah) dan kawasan berpasir
yang menyambungkan Asia melalui Persia bagian tengah ke Gurun Gobi.
Dataran
Semenajung Arab menurun dari barat ke Teluk persia dan dataran rendah
Mesopotania. Tulang punggung semenanjung ini merupakan gugusan pegunungan yang
berbaris sejajar dengan pantai sebelah barat dengan ketinggian lebih dari 9.000
kaki di Madyan di sebelah utara dan 14.000 kaki di Yaman di sebelah selatan.
Gunung al-Sarah di Hijaz mencapai ketinggian 10.000 kaki. Dari bagian tulang
punggung ini, kaki gunung belah timur menurun dan panjang; sedangkan disebelah
barat mengarah ke Laut Merah, curam dan pendek. Sisi selatan Semenanjung arab,
tempat air laut terus mengalami penyusutan rata-rata 72 kaki per tahun di
bingkai oleh dataran-dataran
rendah,Tihamah. Nejed, datran tinggi sebelah utara, memiliki ketinggian
rata-rata 2.500 kaki. Puncak tertinggi dari gugusan pegunungannya, syammar,
merupakan pegunungan batu granit merah, Gunung Aja, dengan ketinggian ekitar
5.550 kaki diata permukaan laut. Di belakang dataran rendah pesisir pantai
terbentang dataran timur pesisir, puncak Jabal al-Akhdhar mencapai ketinggian
9.900 kaki.[1]
Arab merupakan
wilayah strategis dalam peta dunia zaman kuno, ketika benua Australia dan
Amerika belum dikenal orang, karena letaknya berada pada posisi pertemuan
ketiga benua: Asia, Eropa dan Afrika. Wilayah bagian utara, Arabia
berbatasan dengan lembah gurun Syira, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Arab dan dataran
tinggi Persia, sedangkan bagian barat berbatasan dengan laut Merah. Karena
dikelilingi laut pada ketiga sisinya, maka wilayah ini dikenal sebagai Jazirah Arabia (Kepulauan Arabia). [2]

B. Sistem Politik
Selama periode
Jahiliah, seluruh wilayah Arab senantiasa dalam
kemerdekaannya, kecuali sebagian kecil wilayah
bagian utara yang dikuasai dan di perebutkan oleh Imperium Persia dan Romawi
secara bergantian. Masyarakat Arab terpecah menjadi sejumlah suku yang
masing-masing memiliki seorang kepala suku yang disebut ”Syaikh”.
Mereka terikat persaudaraan dengan sesama warga suku. Hubungan mereka yang
berlainan suku bagaikan musuh. Mereka tidak segan-segan turun ke medan
pertempuran untuk membela kehormatan sukunya, sekalipun harus mengorban kan
jiwa.
Mereka tidak mengenal
sistem pemerintahan pusat. Karenanya, jika
terjadi permusuhan antara suku-suku tersebut tidak ada pihak yang jadi
penengahnya sehingga permusuhan ini dapat menyebabkan peperangan yang dapat
berlangsung beberapa tahun. Misalnya perang Basus, yakni peperangan
antara Bani Bakar melawan Bani Taghlib yang berlangsung selama lebih dari 40
tahun. Peperangan dan penyerbuan antar suku bagaikan kesibukan mereka setiap
hari. Sebagian besar kehidupan mereka belum mengenal sistem hukum. Adapun hukum
yang berlaku bagaikan hukum rimba (yang
kuat menindas yang lemah). Dalam situasi politik seperti ini
tampaklah bahwa politik masyarakat Arab terpecah-pecah, retak menjadi
kepingan-kepingan disebabkan permusuhan antar suku.[4]
C. Sistem Kebudayaan
Meskipun belum terdapat system
pendidikan sebagaimana layaknya pada zaman modern ini, masyarakat Arabia pada
saat itu tidak mengabaikan kebudayaan. Mereka sangat terkenal kemahirannya
dalam bidang sastra (bahasa dan syair). Bahasa mereka sangat kaya sebanding
dengan bahasa bangsa Eropa sekarang ini. Keistimewaan bangsa Arabia
dibidangbahsa ,merupakankontribusimereka yang cukup penting terhadap
perkembangan dan penyebaran Islam. Dalam hal ini, Philip K. Hitti berkomentar: “Keberhasilan
penyebaran Islam diantaranya didukung oleh keluasan bahasa Arab, khususnya
bahasa Arab Al-Qur’an. Kemajuan kebudayaan mereka dalam bidang syair tidak
diwarnai dengan semangat kebangsaan Arab, melainkan diwarnai oleh
semangatkesukuanArab.pujangga-pujangga syair zaman jahiliah membanggakan suku,
kemenangan dalam suatu pertempuran, membesarkan nama tokoh-tokoh dan pahlawan,
serta leluhur mereka. Mereka juga memuja wanita dan orang–orang yang mereka
cintai, dalam syair-syairnya. Pada saat itu, puisi atau syair bukanlah
merupakan kebiasaan elit tertentu, melainkan syair adalah merupakan media
ekspresi sastra. Ghalan Ibn Salamah dari suku Tsaqif dalam satu minggu mampu
menciptakan sekumpulan syair, laluia membacakannya dan diadakan pembahasan dan
kritik sastra. Syair bangsa Arab pra-Islam merupakan salah satu objek
penelitian sejarah. Syair-syair mereka menggambarkan seluruh aspek kehidupan
masyarakat Arab pra-Islam. Pujangga syair pada saat itu antara lain Imra’ul
Qays, Tarafa Ibn Al-Abbad, Harits Ibn Hilliza, dan Amru Ibn Khultsum.[5]
Mayoritas masyarakat Arab
adalah penyembah berhala kecuali sebagian kecil penganut agama Yahudi dan
Nasrani. Mereka tidak mempercayai Tuhan Yang Maha Esa, adanya hari pembalasan
dan tidak mempunyai keabadian jiwa manusia. Uzza, Latta, Manah dan Hubal
merupakan dewa (berhala) mereka yang terbesar dan paling dimuliakan.[6]
D. Sistem Kemasyarakatan
![]() |
Contoh orang Badui Arab |
Tanah Arab di diami oleh dua kelompok bangsa Arab, yaitu: Bangsa
Arab Badui/Badawi[7](kampung) dan Bangsa Arab kota. Orang Badui adalah mereka yang tinggal dipadang
pasir, penggembala yang gemar berperang dan satu sama suka menyerbu. Sedangkan
bangsa Arab kota adalah orang-orang yang tinggal dikota-kota yang aktif dengan
pertanian dan perdagangan sehingga mereka berhasil meraih kekayaan dan
keuntungan besar.[8] Penduduk kota bertempat tinggal menetap. Dibandingkan
dengan kelompok Badui, mereka lebih berbudi dan berperadaban.
Sedangkan kehidupan masyarakat Badui berpindah-pindah
dari satu tempat ketempat lainnya. Dalam tengah perjalanan, biasanya mereka
beritirahat pada suatu tempat dengan medirikan kemah atau tenda. Mengendarai unta[9], menggembalakan domba dan
keledai, berburu, serta menyerbu musuh, menurut adat meraka
merupakan pekerjaan yang pantas untuk laki-laki.[10]
Karakter geografi dan iklim Jazirah Arab
pra-Islam sangat berpengaruh
terhadap bentuk fisik maupun kondisi psikis mereka, yang melahirkan watak-watak
khas baik yang positif (muru’ah/kode etik diantaranya
kedermawanan, keberanian, kepahlawanan, kesabaran, kesetiaan, kejujuran,
ketulusan dan berkata benar) maupun yang negatif (diantaranya sulit bersatu, gemar berperang, kejam, pembalas dendam, angkuh
dan sombong, pemabuk dan penjudi).[11]
Diantara perilaku buruk
masyarakat Arab Jahiliah adalah menanam bayi perempuan hidup-hidup (wa’dul
banat) karena takut hinaan. Hanya saja tradisi ini tidak memasyarakat di
seluruh bangsa Arab. Motif lain dari penanaman bayi perempuan hidup-hidup ini
di sebagian kalangan masyarakat kelas bawah adalah karena takut jatuh miskin,
terutama dilingkungan Bani Asad dan Tamim. Dengan datangnya Islam, tradisi ini
telah dilarang oleh Al-Qur’an, seperti dikemukakan dalam firman Allah SWT surah
ayat 8-9:
#sÎ)ur äoy¼âäöqyJø9$# ôMn=Í´ß ÇÑÈ Ädr'Î/ 5=/Rs ôMn=ÏGè% ÇÒÈ
Artinya:
Dan bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena
dosa apakah dia dibunuh. (Q.S.At-Takwir/81:8-9)
Perlakuan
masyarakat Arab kepada anak laki-laki adalah penuh kasih sayang, kecuali
sebagian kecil dikalangan keluarga miskin dan kaum dhua’fa. Dikalangan ini
karena takut miskin, anak laki-laki pun sampai hati dibunuhnya. Allah SWT telah
menyatakan sebagai orang-orang dungu kepada mereka yang beradat-istiadat rendah
seperti ini. Firman Allah SWT:
wur (#þqè=çGø)s? öNä.y»s9÷rr& spuô±yz 9,»n=øBÎ) ( ß`øtªU öNßgè%ãötR ö/ä.$Î)ur 4 ¨bÎ) öNßgn=÷Fs% tb%2 $\«ôÜÅz #ZÎ6x. ÇÌÊÈ
Artinya:
Dan janganlah kalian membunuh anak-anka laki-laki kalian karena
takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi mereka dan juga kepada kalian.
(Q.S.Al-Isra/17:31)
Sedangkan saudara dan
keponakan mereka akan selalu ditolong dan dibela (baik sebagai pihak yang benar
maupun yang salah, teraniaya maupun dianiaya). Dengan kata lain, solidaritas
antara sesama kabilah sangat kuat, sedang dengan kabilah lain sama sekali tidak
ada. Terkadang perselisihan antara dua orang dari kabilah yang berbeda menjadi
faktor penyebab timbulnya perang antara dua kabilah tersebut, sekalipun
penyebabnya dianggap sepele.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan makalah
diatas, kami sebagai penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Semenanjung Arab merupakan semenanjung
terbesar dalam peta dunia. Arab merupakan wilayah strategis, karena
letaknya berada pada posisi pertemuan ketiga benua (Asia,
Eropa dan Afrika).
Arab juga disebut sebagai Jazirah Arabia (Kepulauan Arabia), karena
dikelilingi laut pada ketiga sisinya.
2.
Mereka
tidak mengenal sistem pemerintahan pusat dan sebagian
besar kehidupan mereka belum mengenal hukum.
3.
Masyarakat
Arab sangat terkenal kemahirannya dalam bidang sastra (tarutama bahasa dan
syair) serta mayoritasnya adalah penyembah berhala.
4.
Tanah Arab
di diami oleh dua kelompok bangsa Arab yaitu Bangsa Arab Badui (mereka yang
tinggal dipadang pasir sebagai penggembala) dan Bangsa Arab kota (mereka yang
tinggal dikota dan aktif dengan pertanian dan perdagangan).
B. Kritik
dan Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi penulisan maupun isi dan
pembahasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca yang membangun, dalam upaya perbaikan makalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hitti,
Philip K., 2008, History of The Arabs, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
Ali, K, 2003, Sejarah Islam (TarikhPramodern), Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Yatim,Badri, 2003, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Ibrahim, Hasan, 2001,
Sejarah dan Kebudayaan Islam 1,
Terjemahan oleh H.A.Bahauddin. Jakarta: Kalam Mulia
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Badui_(Arab)
![]() |
Ga nyambung bngt dech makalah SPI yg muncul kog photonya si'te2h Jiyeon. Peduli amat,,, yg penting Aq ngefans |
[1] K. Hitti Philip, History of The Arabs (Jakarta:PT Serambi Ilmu Semesta) h.16.
[3] Kurma merupakan tanaman primadona di Arab.
Ia sangat dekat dengan kehidupan masyarakat,baik mereka yang kaya maupun yang
miskin. Bagi mayarakat Arab, kegunaan pohon ini sangat banyak. Buahnya
merupakan makanan tetap masyarakat Arab, bijinya sebagai perediaan untuk
makanan unta, sarinya yang dicampur dengan susu merupakan minuman khas
masyarakat badui, batang kayunya berfungsi ebagai bahan bakar, daunnya
dijadikan sebagai bahan atap rumah, sedang serabut pada dahanya diolah menjadi
tambang.Pada wilayah-wilayah pantai banyak menghasilkan buah-buahan dan
sayuran. Yaman merupakan wilayah tersubur di Arab yang menghasilkan gandum dan
kopi.
[4] Ali, K, Sejarah
Islam (TarikhPramodern), PT Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2003, Cet. Ke-4,
Hlm.26-27
[5] K. Ali, Sejarah
Islam (TarikhPramodern) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada) h..28-29
[6] Ibid, h.30
[7] Suku Badui/Badawi
merupakan salah satu dari suku asli di Arab.
Perawakan suku Badui yang khas menyebabkan suku ini dapat langsung dikenali.
Perawakannya sebagaimana ditulis dalam buku-buku sejarah Arab, yaituberperawakan
tinggi, dengan hidung mancung. Lain halnya dengan suku pendatang yang ada di
Arab, Badui tetap mempertahankan budaya dan cara hidup mengembara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Badui_(Arab))
[8] Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam 1 (Jakarta: Kalam Mulia) h.113-114
[9] Unta, kuda, biri-biri dan kambing merupakan
binatang piaraan yang umum di Arab. Diantara binatang-binatang tersebut, unta
merupakan binatang yang paling berharga. Ia merupakan kereta atau kapal angkut
padang pasir. Selain sebagai sarana transportasi, unta juga merupakan alat
tukar, mahar seorang gadis, denda
pembunuhan serta taruhan dalam perjudian dilingkungan masyarakat Arab.
[10] Ali, K, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), PT
Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2003, Cet. Ke-4, Hlm.20-24
[12] Ibid, h.115-118
Tidak ada komentar:
Posting Komentar