Emotional Quotient (EQ)
Kecerdasan
seseorang tidak akan berarti apa-apa jika emosi[1]
yang berkuasa.[2] Karena kecerdasan emosional (Emotional Question disingkat EQ) mencakup
kesadaran diri[3], kendali dorongan hati,
empati, kecakapan sosial, semangat dan ketekunan serta kemampuan memotivasi
diri sendiri. Dengan kata lain, EQ adalah kemampuan mengenali emosi diri
sendiri dan orang lain. Sebab, EQ memegang peranan penting dalam mencapai kesuksesan seseorang, bahkan jauh
lebih tinggi dari Intelligence Quotient (IQ).[4]

Orang yang secara emosional cakap (mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik
dan mampu membaca menghadapi perasaan orang lain dengan efektif) memiliki
keuntungan dalam hubungan asmara dan persahabatan atau dalam menangkap
aturan-aturan tak tertulis yang menentukan keberhasilan dalam politik
organisasi. Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik berarti
kemungkianan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai
kebiasaan pemikiran yang mendorong produktivitas mereka.[6]
Dalam hal ini,
para orang tua semestinya memiliki
persiapan bagi anak-anaknya untuk menghadapi kemajuan IPTEK. Mudahnya akses
internet sebagai sumber berbagai informasi harus disikapi secara bijak dengan
tidak menghalangi penggunaannya namun tetap mengontrol anak-anaknya. Jika anak
dibiarkan terlalu lama berada di depan komputer atau laptop untuk akses
internet atau bermain game, anak tersebut akan memiliki kemampuan
bersosialisasi yang rendah. Padahal, lingkungan tempat bersosialisasi
adalah salah satu bentuk pembinaan EQ. Peran memperbaiki diri untuk mencapai
EQ yang matang tidak hanya datang dari diri sendiri, tapi juga dari lingkungan yang mencakup seluruh aspek, misalnya
stasiun televisi.
Dalam membimbing anak pun sangat dibutuhkan kecerdasan emosional.
Didalam buku Cara-Cara Efektif Mengasah
EQ Remaja, Maurice J. Elias memberikan penjelasan cara mengasuh anak agar mereka
terhindar dari masalah-masalah yang terkadang timbul pada masa-masa remaja. Seperti
pergaulan bebas, seks pranikah, narkoba dan tawuran. Caranya yaitu dengan
membekali mereka dengan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional disini yang
dimaksudkan ialah dengan memberikan kasih, kelakar, kaidah dan koneksi (membina
hubungan baik) dengan mereka.[7]
[1] Didalam kamus Oxford, emotion mempunyai arti: a strong feeling of any
kind:love, joy, hate, fear and jealousy all are emotions. (Oxford advanced Learner’s Dictionary. New York: Oxford University)
[2] Daniel Goleman, 1995. Emotional
Intelligence (Kecerdasan Emosional). (Terjemahan oleh T. Hermaya. 2006.
Jakarta: Gramedia Pustaka). h.5
[3] Kesadaran diri bukanlah perhatian yang larut kedalam emosi, maupun
bereaksi secara berlebihan. Tetapi kesadaran diri merupakan modus netral yang
mempertahankan refleksi diri bahkan ditengah badai emosi.
[4]Desinta, pentignya mengelola emotional
question, http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1963794-pentingnya-mengelola-emotional-question/#ixzz26DiEIjrN, terakhir diakses 13
September 2012 jam 13.30 WIB
[5] Ibid, h.44
[6] Ibid, h.48
[7] J. Elias Maurice, 2004, Cara-Cara
Efektif Mengasah EQ Remaja : Mengasuh dengan Cinta, Canda dan Disiplin, (Bandung:
Kaifa), h.56-81
Tidak ada komentar:
Posting Komentar